Selasa, 13 September 2011

Fisik


Tadi pagi tes fisik 2. Anak-anak satu kelas banyak yang datang terlambat ke lapangan. Mereka dihukum push up. Semakin lama terlambat semakin banyak kami harus melakukan push up. Aku sendiri tadi push up 35 kali. Walaupun aku bilang ‘pagi’ tapi rasanya matahari ada diatas kepala kami. Padahal masih jam delapan lewat.

Waktu pemanasan juga berat. Karena sudah lama tidak olahraga jadi otot kami kaku semua. Lari ditempat, lompat-lompat, huh,  kakiku matirasa. Apalagi kalau disuruh serong kanan. Push up lagi, push up lagi. Ini tangan seperti ditindih beban berat.

Ini nih, yang paling berat. Gerakannya sih tidak jauh berbeda dengan Fisik 1, tapi selalu sukses membuatku sesak nafas. Pertama lompat-lompat, lalu kemudian, jalan apa sih itu namanya ya? Pokoknya mah aneh gitu jalannya. Seperti orang lagi joget. Pinggulnya muter kanan muter kiri. Langkah ke depan langkah ke belakang.

Nafasku sudah mulai tidak beraturan.  Gerakan yang ini aku nggak suka banget. Lompat kiri lompat kanan. Jarak yang musti ditempuh juga rasanya ada beratus-ratus kilometer dari tempatku berpijak.
Tenggorokanku mulai kering. Aku harus membasahi tenggorokanku berkali-kali dengan air ludah. Sampai setelah gerakan selanjutnya, lompat mundur, lompat mundur. Dan, oke, aku mulai pusing. Sekali lagi, tenggorokanku seperti habis dikuras. Benar-benar kering. Aku haus berat.

Ada beberapa temanku yang minum sembunyi-sembunyi. Aku juga ingin, tapi aku tidak melakukannya. Harusnya aku bisa minta sedikit air milik temanku. Tapi terlambat. Gurunya sudah didekatku. Dengan segenap tenaga yang tersisa diujung tenggorokan aku melanjutkan gerakan. Saat sudah sampai di titik awal lagi, artinya pasti ada gerakan baru lagi. Aku benar-benar kehausan.

Aku seperti ingin muntah. Aku berpikir,  apa sebaiknya aku memuntahkannya lalu sebelum keluar dari rongga mulutku, akan kutelan lagi muntah itu? Itu menjijikan. Kalau aku tidak melakukannya aku pasti sudah kehilangan kesadaranku. Tapi aku tak mungkin melakukan hal menjijikan itu, aku juga tak ingin mati kehausan. Akhirnya sekuat kemampuanku kutahan rasa haus. Itu.

Saat kembali ke kelas, aku segera meminum air yang kubawa dari rumah. Satu botol penuh tanpa berhenti. Rasanya sampai sesak. Tapi aku merasa seperti dihidupkan kembali.
Aku sarankan saat kau tes  fisik nanti, bawalah air minum sebanyak mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar